Nama Pulau Kemaro tampaknya masih kurang familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Letak pulau kecil ini ada di Palembang dan menjadi salah satu daya tarik wisata.
Kita wajib berbangga hidup di negara kepulauan seperti Indonesia yang ternyata berpotensi menjadi objek wisata.
Banyaknya program televisi yang mengeksplor dan memperkenalkan objek wisata baru juga ikut mendukung kemajuan pariwisata Indonesia.
Sudah banyak para wisatawan domestik maupun asing yang mengunjungi tempat ini. Bila kamu sedang berada di daerah Palembang, sempatkanlah untuk mengunjungi objek wisata ini.
Ada banyak spot yang instagramable yang bisa kamu jadikan tempat berfoto. Pulau ini terbilang unik dengan bangunan, budaya dan legendanya.
Hal yang menarik di Pulau Kemaro
Nama Pulau Kemaro berasal dari kata kemarau. Hal ini dikarenakan pulau tersebut selalu dalam keadaan kering walaupun saat air sedang pasang.
Bila dilihat dari kejauhan, pulau ini terlihat seperti mengapung diatas sungai Musi.
Bagi orang yang ingin mengunjunginya, mereka harus mengendarai perahu ataupun perahu motor untuk sampai ke pulau.
Di Pulau Kemaro kamu bisa menemukan bangunan menawan yaitu pagoda dengan 9 lantai.
Bila dilihat dari sungai musi, bangunan ini terlihat paling menonjol dan menambah keanggunan pulau kecil ini.
Ternyata di balik keindahannya, Pulau Kemaro juga menyimpan legenda yang cukup menarik. Cerita ini dikaitkan dengan asal muasal munculnya pulau ini.
Kisahnya adalah tentang seorang putri raja yang cantik bernama Siti Fatimah.
Orangtuanya berniat menjodohkannya dengan seorang raja yaitu seorang saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An yang melamarnya dan mengajak sang putri bertemu dengan orangtuanya di Tiongkok.
Setelah beberapa saat tinggal di sana, mereka kembali lagi ke Palembang dan memperoleh hadiah berupa 7 guci yang belum diketahui isinya.
Setelah dibuka, ternyata isinya yang terlihat hanyalah sayuran sawi asin. Karena merasa kecewa, sang sudagar membuangnya ke sungai.
Saat 6 guci telah dibuangnya ke dalam sungai, guci yang ke 7 tidak sengaja jatuh diatas dek kapal.
Disitu dia melihat isi guci yang berserakan dan ternyata di balik sayuran sawi asin tadi banyak emas batangan yang tersembunyi.
Karena merasa menyesal, dia akhirnya terjun ke sungai untuk mencari 6 guci yang sudah dibuang dengan bantuan seorang pengawal.
Namun setelah ditunggu lama, sang saudagar tidak kunjung kembali ke permukaan. Siti Fatimah akhirnya memutuskan untuk ikut terjun ke dalam sungai karena merasa cemas.
Sayangnya ketiganya tidak tertolong dan setelah itu muncullah Pulau Kemaro di tengah sungai Musi.
Cari terus informasi unik dan menarik dari berbagai artikel kami.
Baca Juga: Masjid Cheng Ho Populer di Indonesia yang melagenda