Tontowi Ahmad atlet bulutangkis asian games 2018 yang merupakan pemain andalan ganda campuran Indonesia. Rencananya di ajang Asaian Games dia akan tetap berpasangan dengan Butet. Berbagai kejuaraan telah diikuti oleh pasangan Owi dan Butet ini, namun mereka berdua masih memiliki mimpi besar di ajang Asian games 2018. Haus akan gelar juara membuat mereka lebih gigih dalam bersaing.
Mimpi besar Tontowi Ahmad atlet bulutangkis asian games 2018
Permainan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad atlet bulutangkis asian games 2018 dan Liliyana Natsir merupakan yang nomor satu di Indonesia. Banyak sekali kemenangan yang telah mereka ciptakan dan mengharumkan nama baik bangsa Indonesia di mata dunia. Namun di balik itu semua owi masih memendam sebuah mimpi besar yang akan segera diwujudkannya.
Sebelum mengakhiri karirnya di dunia perbulutangkisan, Owi sangat ingin meraih medali emas dalam ajang Asian Games 2018 ini. Usianya yang sudah dirasa tak muda lagi membuatnya berfikir untuk gantung raket. Namun dia masih menimbang-nimbang keputusan itu dan mungkin akhir tahun 2018 nanti tekad itu akan mantap diambil atau tidak. Karena tak mudah juga meninggalkan kecintaanya dengan bulutangkis begitu saja.
Saat ini usia Tontowi sudah menginjak 29 tahun, itu artinya pada ajang Asian Games selanjutnya usianya sudah 33 tahun. Dia berfikir apakah fisiknya masih kuat diajak untuk berlaga dengan musuh yang masih muda dengan semangat yang tinggi pula. Hal ini membuatnya belum bisa memastikan keikutserataanya dalam oolimpiade di Jepan tahun 2020.
Yang jelas pasangan Owi dan Butet bertekad bulat untuk meraih medali emas di Asian games 2018 karena di kesempatan sebelumnya mreka hanya membawa pulang medali perak. Sang pelatih ganda Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia yaitu Richard Mainaky masih menaruh harapan pada Owi dan Butet untuk turun ke lapangan hingga 2 ahun lagi.
Tontowi Ahmad atlet bulutangkis asian games 2018 di yang berpasangan dengan Butet adalah pasangan yang sangat kompak. Karena mencari kandidat atlet bukan hanya perkara menggabungkan pemain putra dan putri. Seninya berasal dari komunikasi dan kekompakan keduanya dalam permainan dan mengolah emosi agar meraih kemenangan.
Baca Juga : Sejarah Asian Games yang Wajib Kamu Tahu